Ditulis oleh. Br. Krisologus Pusrayan Dono, FIC (Peserta KPPK 2025)
Kunjungi. https://bruderfic.or.id/
Tempat

Sebuah bangunan klasik yang terletak tidak jauh dari pusat Kota Salatiga dengan rindangnya pepohonan membuat rumah retreat ini menjadi lebih asri. Hal ini sangat mendukung untuk hening dan berefleksi. Dengan taman yang indah semakin memperkaya bangunan yang klasik untuk menjadi tempat untuk hening. Di bawah rindangnya pohon pinus, membawa suasana nyaman dengan semilir angin yang membelai kulit semakin membuat rileks. Tempat retereat ini juga dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukung peserta dalam mengikuti kursus, seperti fasiltas olahraga yakni sepeda, lapangan badminton, tenis meja dan halaman yang bisa dibuat untuk jogging track. Dengan beberapa fasilitas ini membantu kami tetap bisa menjaga keseimbangan kesehatan emosional, fisik dan pikiran. Dalam sebuah kursus yang panjang selama 50 hari tempat yang seperti ini sangat dibutuhkan. Keseimbangan antara fisik, emosional dan pikiran sangat dibutuhkan dalam sebuah kursus yang panjang.

Fasilitas-fasilitas yang lain seperti kamar tidur yang terlihat sederhana namun nyaman untuk dihuni. Tentunya hal ini sangat membantu dalam semua proses kursus. Selain itu semua fasilitas yang ada di rumah retreat bisa digunakan untuk mendukung proses kursususan. Pada intinya semua fasilitas disetting seperto di komunitas masing-masing. Sehingga setiap peserta kursus berhak atas pemakian sekaligus berkewajiban untuk memelihara juga. Pada akhirnya saya merasa bahwa tempat kursus ini sangat mendukung dalam proses pengolahan diri bagi kami para peserta kursus persiapan profesi kekal.
Materi Kursus

Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta. Dengan susunan materi yang mengajak peserta kursus lebih merefleksikan diri sendiri. Hal ini membantu peserta untu memahami diri secara lebih. Adapun materi- materi kursus persiapan profesi kekal diawali dengan Buku harian. Materi buku harian mengawali pertemuan kursus sebagai bahan untuk mengingatkan peserta kursus untuk pemeriksaan batin. Implementasinya adalah setiap jam 19.45-20.30 setiap malamnya kecuali di malam minggu, para peserta diwajibkan menulis buku harian. Penulisan buku harian ini untuk merangkum dan melihat kembali perjalanan batin selama satu hari.
Materi yang tidak kalah penting adalah hidup komunitas. Pada materi hidup komunitas kita diingatkan kembali mengenai hal-hal yang telah dihidupi di komunitas masing-masing. Penerapan materi hidup komunitas juga dihidupi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok-kelompok kecil inilah dinamika hidup berkomunitas sungguh-sungguh dirasakan oleh peserta kursus. Yang mana dinamikanya ada sharing kelompok. Setiap kali sharing kelompok, peserta diajarkan untuk saling memahami, mendengarkan dan saling mendukung. Bagi saya pribadi komunitas kecil ini membantu mengolah kebiasaan kehidupan komunitas. Sehingga kebiasaan-kebiasan baik di komunitas tidak ditinggalkan melainkan semakin diperkaya melalui perjumpaan dengan peserta kursus.
Ketiga materi Spiritualitas doa. Pada materi spiritualitas doa, kami diberikan kesempatan untuk melihat kembali kehidupan doa seorang religius. Selain teori-teori yang diberikan, tentunya pengamalan hidup doa dari pengalaman para pendamping dan pengalaman para kursusan. Hal ini semakin memperkaya untuk refleksi mengenai kehidupan doa sebagai seorang religius.
Keempat kharisma spiritualitas kongregasi. Kharisma kongregasi adalah sebuah pengantar untuk melihat apakah tata hidup dan nilai-nilai pada kongregasi masing-masing sudah tepat untuk saya. Sehingga semakin memperdalam dan mencintai spiritualitas kongregasi masing-masing. Hal ini juga untuk membantu peserta merefleksikan hati dan pilihanya pada tarekat/kongregasinya masing-masing.
Kelima adalah materi healing. Materi healing adalah sebuah proses untuk mengenali luka-luka batin. Dimana kami peserta diminta untuk meregresi pengalaman luka dimulai dari menjadi bruder hingga sampai kita masih dalam kandungan. Dengan metode yang dibawakan pembimbing yang sangat menarik. Seperti adanya senam yang kadang membuat lelah. Kemudian dilanjutkan lagi dengan meditasi berdiri. Jika dikatakan lelah ya pasti lelah. Namun di dalam kelelahan manusiawilah emosi bawah sadar akan muncul. Sehingga membantu kami para peserta semakin mengenali pengalaman-pengalaman luka. Dan itu sangat membantu dalam peluapan dan pelepasan emosi. Selain itu saya pribadi sangat terkesan dengan akhir healing yang ditutup dengan pembasuhan kaki. Dalam pembasuhan kaki ini saya bisa membayangkan orang yang melukai batin saya. Namun dengan kerendahan hati datang dan membasuh kaki saya. Dari hal itu tanpa terbendung tangisan benar-benar alami keluar. Apalagi ketika saatnya tiba saya sendiri harus membasuh kaki orang yang melukai saya. Yang diwakili salah satu pembimbing. Tangisan tak bisa dibendung. Dan dalam situasi inilah membuat saya merasakan sebuah tangisan kelegaan. Bahkan setelah menangis saya merasakan adanya kenyamanan dan ketika mengingat kembali sosok yang melukai, bisa tersenyum dan lega rasanya pada perasaaan.
Materi yang keenam kaul-kaul. Tentunya kami sudah tidak asing dengan kaul-kaul. Sebab sudah menghidupi dan mempelajari dari tahun ketahun. Namun pada dasarnya kadang lupa untuk menghidupinya secara benar. Sehingga diingatkan kembali oleh pembimbing dengan pengalaman dan teori-teori yang mereka miliki.
Selanjutnya materi ketujuh mengenai refleksi hidup religius. Refleksi hidup religius ini sangat menarik. Bahwa kehidupan ini kadangkala hanya berlalu begitu saja. Sehingga diperdalam kembali bagaimana menjalani hidup sebagai seorang religius. Dengan adanya sharing dan video-video peneguhan semakin memperkuat pengalaman itu untuk dihidupi.
Kedelapan, materi pembedaan roh. Hal yang tidak kalah penting tentunya materi ini. Bagi saya materi ini adalah sarana untuk mengasah hati nurani. Sebab pada dasarnya roh baik itu telah bersemayam di hati setiap orang pada hati nurani. Bahkan dia sering menegur dan menginggatkan saya ketika hendak melakukan hal yang salah. Namun realitanya seringkali yang dilakukan adalah hal yang salah. Nah pada materi ini kami diingatkan bagaimana cara roh itu bekerja. Hal ini membantu untuk saya memahami bagaimana menempatkan diri untuk dibimbing oleh roh Tuhan itu sendiri.

Kesembilan, materi pengambilan Materi pengabilan keputusan ini adalah sebuah refleksi akhir untuk melihat hal-hal yang mendukung dan tidak mendukung dalam pengambilan keputusan untuk profesi kekal. Kami diminta untuk merenung dan melihat hal yang pro dan kontra dalam pengambilan keputusan untuk berkaul kekal. Selanjutnya dari pro kontra itu kita mengambil keputusan sementara. Setelah direnungkan kembali, kami diajak untuk mengambil keputusan final mengenai pilihan hidup kami. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yang telah direnungkan.
Pada akhir kursus ditutup dengan retreat selama 8 hari. Pada retreat ini kami diajak untuk semakin mengenal diri. Secara khusus saya mendapatkan metode retreat dengan separasi. Saya bersyukur dengan metode separasi ini lebih pada imajinasi, lalu membuat obyektivikasi dari hasil separasi, kemudian evangelisasi dengan konstitusi atau ayat Kitab Suci, selanjutnya membuat doa sebagai rangkuman dari empat langkah metode separasi. Pada retreat ini saya menemukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernag saya bayangkan dan terpikirkan. Namun melalui gambar, puisi, cerpen atau apa saja bentuk separasinya, akhirnya muncul pengenalan akan diri. Akhirnya saya merasa bersyukur atas kesempatan retreat ini. Setidaknya saya mampu mengenal sedikit lapisan luar dari kedalaman diri saya melalui metode retreat ini.
Pendamping

Pendamping profesional dengan materi yang dibawakan. Selain profesional dalam bidangnya, para pendamping juga adalah mereka yang telah menjalani hidup religius yang sudah cukup lama. Hal ini memperkaya materi dan sistem pendampingan yang diberikan kepada para kursusan. Selain itu pendampingan yang saya rasakan adalah pendampingan dengan hati. Lebih berfokus pada perkembangan dan pengolahan pribadi peserta kursusan. Bahkan selama kursus setiap peserta mendapat kesempatan untuk bimbingan pribadi sebanyak 1 kali dalam setiap minggunya. Hal ini memperkaya pendampingan untuk semakin mengenal kami para kursusan dan membantu dalam pendampingan pengolahan hidup.
Pendamping juga memberikan semua kompetensi yang mereka miliki untuk mendukung pendampingan peserta kursus. Mulai dengan meditasi penyembuhan, doa-doa terpimpin, dan bimbingan-bimbingan pribadi dengan intensitas waktu yang lebih. Hal ini yang membuat saya lebih merasa nyaman selama proses kursus. Saya juga merasakan bahwa tidak terlalu banyak intervensi pendamping dalam proses pertumbuhan kita selama kursus. Semua proses mengalir dengan santai dan tanpa adanya hal yang harus dipaksakan. Inilah yang menjadi kekuatan dalam pendampingan di rumah retret roncali. Bahkan kedewasaan seorang religius sungguh ditantang selama kursus ini. Mulai dengan doa yang tidak dituntut ketat oleh pendamping. Para pendamping memberikan kebebasan sepenuhnya kepada peserta kursus untuk mengatur jadwal doanya secara pribadi. Pada intinya pendampingan dengan hati dan membantu peserta menuju kedewasaan sebagai seorang religius.
Kesimpulan
Pada akhirnya sebuah kesimpulan saya pribadi selama kursus di roncali adalah sebuah pengalaman indah nan berharga. Kursus yang memberikan pengalaman yang akan dikenang seumur hidup. Sebuah tempat kursus yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, indah dan asri, pemateri yang profesional dan memiliki hati bagi peserta kursus. Kemudian dinamika komunitas membantu peserta mengolah diri secara fisik, emosional, dan rohani. Dengan pendampingan yang penuh hati, kursus ini menjadi sarana penting dalam mempersiapkan diri menuju profesi kekal dengan lebih matang dan mendalam. Akhirnya terima kasih atas 50 harinya di RK Roncali Salatiga.

Lihat juga. https://www.roncalli.id/kursus-persiapan-profesi-kekal-2025/


Ditulis oleh. Br. Krisologus Pusrayan Dono, FIC (Peserta KPPK 2025)