Tahap kedewasaan hidup membiara ditandai dengan pengikraran profesi kekal atau tahbisan imamat. Artinya, seseorang sudah dewasa secara manusiawi, kristiani, dan religius. Salah satu tanda kedewasaan seseorang adalah berani mengambil keputusan untuk memilih cara hidupnya.
Dari praktik lapangan, proses pendewasaan dalam bina awal dan bina yunior kadang-kadang masih menyisakan tugas-tugas perkembangan yang belum selesai. Kursus Persiapan Profesi Kekal (KPPK) bertujuan untuk memperdalam dan mempertegas pengambilan keputusan secara bebas di hadapan Allah dan Gereja, bagi calon imam yang mempersiapkan tahbisan imamatnya, dan biarawan-biarawati yang mempersiapkan untuk mengikrarkan profesi kekalnya.
Demi seseorang semakin mampu mengambil keputusan secara merdeka dan bertanggung-jawab, RK Roncalli secara khusus menyiapkan program yang membantu calon imam, biarawan-biarawati untuk semakin mencintai diri dan kongregasi atau keuskupannya. Sentuhan pada sisi manusiawinya lewat pengolahan dan penyembuhan luka-luka emosional. Sisi religiusnya lewat pendalaman kharisma dan spiritualitas kongregasi, kaul-kaul religious, hidup berkomunitas, refleksi hidup religius.
Lebih dari itu, agar pengambilan keputusan dapat dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah dan sesama, mereka dibantu lewat pendalaman pembedaan Roh dan lebih khusus lagi proses pengambilan keputusan.
Praktiknya, proses pendewasaan itu juga dibantu oleh sesama peserta dalam berdinamika hidup dalam komunitas-komunitas kecil selama kursus. Dalam komunitas-komunitas yang terdiri dari ragam tarekat, dan ragam budaya itulah, mereka belajar membangun kepercayaan, saling menghormati dan mendukung.
Yang tak kalah penting adalah berdinamika bersama staf pembimbing yang berpengalaman. Setiap peserta diberi kesempatan untuk mengolah hidupnya dengan salah satu staf. Bila dirasa perlu, terbuka juga untuk berdinamika dengan staf lain.
Durasi waktu untuk pelaksanaan Kursus Persiapan Profesi Kekal (KPPK) ini adalah 50 hari.
Adapun tujuan dari Kursus Persiapan Profesi Kekal (KPPK) ini adalah:
- Peserta dapat merefleksikan diri, melakukan penegasan panggilan, dengan kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab sehingga dapat memutuskan untuk profesi kekal atau tidak.
- Peserta semakin menemukan diri sebagai pribadi yang dipanggil Allah untuk mengabdi-Nya dengan cara hidup menjadi religius sesuai dengan semangat tarekat yang dipilihnya.
- Peserta semakin meyakini panggilannya sehingga siap untuk berprasetia seumur hidup sesuai dengan spiritualitas dan karisma tarekat.
- Peserta semakin menemukan identitas pribadi sebagai anggota tarekat yang siap terlibat dalam perutusan Gereja terutama dalam melayani mereka yang lemah, miskin dan siapa saja yang menderita dengan penuh iman, kasih serta harapan seperti yang diteladankan oleh Yesus.
Baca juga : Kursus Religius Medior
Untuk penunjang tercapainya tujuan tersebut, suasana dan beberapa sarana dikondisikan selama kursus:
- Refleksi pribadi lewat Buku Harian, setiap malam 40 menit
- Pendampingan pribadi sekali seminggu
- Doa terbimbing dua kali seminggu
- Olah raga terpimpin dua kali seminggu
- Rekoleksi setiap hari Sabtu
- Retret delapan hari (oktiduum) dengan bimbingan pribadi, pada akhir kursus