KURSUS RELIGIUS MEDIOR

Kaum religius disebut medior, dihitung sejak pengikraran prasetia kekalnya. Batasan awal ini diakhiri saat seseorang memasuki masa lansia, yang ditandai oleh saat dipensiun dari karya kerasulannya.

Yang khas dari medior adalah atau menjadi religius yang produktif atau religius yang mandul. Kaum religius medior yang produktif menjadi penopang hidup-matinya tarekat atau kongregasi. Ironisnya, banyak di antara medior yang tergoda dalam karya-karyanya sehingga meminggirkan multi-dimensi manusia-religiusnya. Kurangnya memerhatikan perawatan tubuhnya, menyebabkan munculnya litani kesehatan yang menurun. Godaan ini bermuara pada krisis-krisis secara manusiawi dan bisa berkembang ke krisis panggilan. Karenanya, mereka ini membutuhkan penyegaran raga-jiwa-rohaninya.

Agenda kursus yang ditawarkan RK Roncalli lebih mengajak kaum medior untuk menyegarkan kembali dan membangkitkan kembali CINTA pertama yang mulai pudar. Kekayaan pengalaman sebagai medior direfleksikan dalam terang teori-teori teologi hidup bakti, agar tidak terlewatkan begitu saja, melainkan menemukan mutiara-mutiara rohani bagi bekal melanjutkan peziarahannya.

Karenanya, tema-tema pendalaman seperti spiritualitas medior, doa dan aksi-kontemplasi menjadi salah satu yang khas di samping tema-tema hidup bakti umumnya. Di samping itu, pengenalan lebih dalam sisi manusiawinya juga tetap mendapat tempat lewat Healing of Hurtful Memories, Inner Child dan Mimpi, serta  Transformasi diri.

Durasi waktu untuk pelaksanaan Kursus Religius Medior adalah tujuh puluh hari.

Adapun tujuan dari Kursus Religius Medior ini adalah:

  • Dengan merefleksikan hidupnya dari aspek hidup doa, berkomunitas, kerasulan dan penghayatan triprasetia dalam terang sabda Tuhan, peserta menemukan kembali ‘cintanya’ yang semula.
  • Peserta mampu bersyukur sebagai religius medior yang sedang menjadi tulang punggung kongregasi dan semakin merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keberlangsungan kongregasi.
  • Peserta semakin sadar akan dirinya sebagai religius yang terus-menerus perlu berubah sesuai dengan kebutuhan Gereja dan masyarakat pada zamannya.
  • Peserta mendapatkan kesegaran rohani sehingga hidupnya semakin gembira dan bersemangat dalam menghayati panggilan dan perutusannya.

Baca juga : Kursus Persiapan Senior

Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut, suasana diciptakan dan beberapa sarana dikondisikan selama kursus:

  • Refleksi pribadi lewat Buku Harian, setiap malam 40 menit
  • Pendampingan pribadi sekali seminggu
  • Doa terbimbing dua kali seminggu
  • Olah raga terpimpin dua kali seminggu
  • Outing sekali dalam masa kursus
  • Rekoleksi setiap hari Sabtu
  • Retret delapan hari (oktiduum) dengan bimbingan pribadi, pada akhir kursus.

Semoga setelah berproses selama tujuhpuluh hari, mereka “dilahirkan” kembali, mendapatkan kesegaran rohani, semakin bersukacita dan bersemangat dalam menghayati panggilan serta tugas perutusannya.